search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pembukaan Pariwisata Internasional di Bali Agar Tak Ditunda
Rabu, 30 Juni 2021, 15:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, UBUD.

Pelaku pariwisata yang tergabung dalam Ubud Hotel Association (UHA) dengan 110 anggota berharap pembukaan pariwisata pariwisata internasional pada Juli 2021 tidak ditunda.

Ketua UHA Gede Paskara Karilo mengatakan saat ini 110 member UHA sudah mengantongi sertifikat CHSE dan seluruh pekerjanya tuntas mengikuti program vaksinasi. 

Maka itu, UHA berharap pembukaan border internasional atau penerbangan internasional langsung ke Bali tak ditunda lagi. Terlebih kawasan Ubud sudah menjadi green zone dengan capaian vaksinasi 100%.  

"Yang membuat keputusan buka tutup adalah pemerintah. Kami tetap berharap Juli ini pintu border internasional Bali dibuka," ujar Gede Paskara saat ditemui di Ubud, Selasa (29/6). 

Dibukanya border internasional menurut owner Wapa Di Ume Resort Ubud dan Wapa Di Ume Sidemen setidaknya akan menggairahkan psikologi insan pariwisata di Bali, khususnya Gianyar. 

"Kami tidak berharap ada lonjakan kunjungan langsung sekaligus. Paling tidak dengan dibukanya pariwisata internasional, psikologis insan pariwisata terobati," ungkapnya. Menurut Gede Paskara, pemulihan Psikologi itu penting. Tidak saja bagi kalangan pariwisata, namun masyarakat pada umumnya. 

"Yang ditunggu masyarakat Juli ini. Semoga apa yang sudah dilakukan dengan vaksinasi dan jaga prokes ketat, tidak mengurangi rencana pemerintah buka border internasional untuk Bali," harapnya. 

Diakui, selama pandemi sekitar 1 tahun 6 bulan ini, insan pariwisata di Ubud sangat terdampak pandemi. Sekitar 10% dari 110 member (hotel) dikatakan terpaksa tutup operasional sementara. Sedangkan selebihnya mengandalkan wisatawan domestik dengan harga sewa yang turun drastis. 

"Selama pandemi ini, tamu domestik masih ada perkembangannya. Namun tidak signifikan," ujarnya. 

Dalam kondisi ini, UHA mengambil peran agar para member tetap bersemangat. UHA memfasilitasi sharing member bagaimana proses sertifikasi CHSE, vaksinasi pekerja pariwisata dan menyebarkan informasi positif kepada seluruh member. 

"Untuk member dan masyarakat Ubud, kita harus tetap bersemangat, yang realistis saja. Karena apapun itu, kita tidak boleh diam, karena imun turun. Lakukan hal positif, astungkara hasilnya bagus," jelas Gede Paskara. 

Terkait persyaratan masuk Bali lebih diketatkan, Gede Paskara mendukung sepenuhnya. Bagaimana pun, keselamatan jiwa tetap yang utama. 

"Syarat yang lebih ketat itu sebenarnya tidak masalah, karena untuk keselamatan semua. Tim kita termasuk visitor. Karena kami di properti juga taat prokes, kami kembali cek suhu dan sanitasi," ujarnya. 

Namun demikian, Pemerintah juga harus lebih luas pemikirannya. Sarannya, agar Internasional traveler yang datang dari green zone, tidak harus dikarantina karena sudah negatif. 

"Negara pesaing kita justru memudahkan proses masuknya," ujar praktisi pariwisata asal Lukluk ini. 

Lantas jika benar ditunda atau diundur, Gede Paskara mengajak untuk berpikir realistis. "Mau gimana, keputusan dari pemerintah. Yang jelas UHA sudah punya rencana, selagi menunggu internasional kita garap domestik saja. Targetnya 5 kota besar di Jawa dan Manado. Cuman, karena Jawa lagi meningkat juga kasusnya, mungkin tidak di Juli-Agustus, tapi bisa mengisi kuarter 3 (akhir tahun, red)," ujarnya optimis. 

Sementara terkait isu penjualan hotel di Bali, khususnya Gianyar menurut Gede Paskara hal itu mustahil. "Perkiraan kami, yang jual itu para investor. Kalau kami masyarakat Bali yang berinvestasi, properti ini ibarat payuk jakan. Saya yakin ada jiwa soul yang membuat orang Bali tidak mungkin menjual," jelasnya. 

Kata Gede Paskara, orang Bali merupakan tipe orang yang paling mudah beradaptasi. Dalam situasi serba susah sekalipun, orang Bali selalu berusaha menjembatani. 

"Isu penjualan properti mungkin ada, tapi kalangan investor. Kami lokal Bali, berusaha meneruskan dan mengembangkan usaha orangtua. Tidak mungkin properti dijual, kalau mobil ya biasalah," jelasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami