search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masyarakat Didorong Ikut Kembangkan Wisata Perdesaan
Selasa, 2 November 2021, 11:50 WITA Follow
image

beritagianyar.com

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, TEGALLALANG.

Berbicara mengenai daerah wisata, Kabupaten Gianyar masih sangat identik dengan kawasan Ubud.

Namun, saat ini sedang dikembangkan kawasan wisata pedesaan yang melibatkan tiga desa tua di Kecamatan Tegallalang yaitu Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan.

Diantara desa-desa tersebut, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan tampaknya belum banyak dieksplorasi. Berada dalam satu wilayah dengan Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan tampak masih belum optimal dalam pengembangan wisatanya. Desa Kenderan merupakan desa yang kaya akan keindahan alam dan budaya. 
Desa Kenderan merupakan sebuah desa terpencil di pinggiran Ubud yang menyimpan banyak peninggalan sejarah berupa sarkofagus, Puri yang masih alami dan Pura Griya Sakti Manuaba. 
Selain itu, Desa Kenderan juga terberkati dengan landskap alam yang sangat indah, air terjun memikat dan 7 macam sumber mata air abadi (tirta) yang disucikan (beji). Desa Kenderan dapat dikatakan sebagai representasi harmoni alam dengan manusia. 
Desa Tegallalang memiliki ceritanya tersendiri, selain sebagai kawasan wisata alam, Desa Tegallalang juga tersohor sebagai desa dengan artshop terpanjang di dunia. Sepanjang 22 km dari ujung utara Ubud hingga ujung selatan Kintamani, Desa Tegallalang memanjakan para wisatawan dengan suguhan produk kreativitas masyarakat yang tiada batasnya. 
Produk-produk tersebut meliputi kerajinan tangan dari batu, kayu, bambu, emas, perak, kain hingga kaca. Kreativitas seni ini dapat dijumpai hampir di setiap pelosok Desa Tegallalang. Namun, tidak berhenti disitu saja. Desa Tegallalang juga memiliki ‘ceking’, yaitu tingkatan persawahan yang legendaris yang merupakan kekayaan cipta karsa manusia yang mampu mengolah berkah dari alam. 
Maka, tidak heran apabila Desa Tegallalang disebut juga sebagai pusat kreatifitas manusia yang tiada batas. Hal inilah yang dapat dijadikan potensi wisata menarik di Desa Tegallalang.

Wisata perdesaan adalah suatu kegiatan pariwisata di wilayah yang menawarkan daya tarik wisata berupa keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan, baik dari kehidupan sosial, ekonomi dan adat istiadat masyarakat setempat, arsitektur bangunan maupun struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik.

Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan yang merupakan desa tua di Kecamatan Tegallalang memiliki potensinya masing-masing sehingga sangat memungkinkan untuk membentuk kawasan wisata perdesaan. Namun, dalam proses pengembangannya, terdapat beberapa kendala yang dialami meliputi kompetensi sumber daya manusia pengelola pariwisata dan terbatasnya sarana pariwisata di tiga desa tersebut. 
Oleh karena itu, Program Studi Bisnis Hospitaliti (BHP) Politeknik Pariwisata Bali sesuai permintaan Puri Manuaba Retreat Desa Kenderan tergerak untuk mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM). 
Kegiatan PKM oleh Prodi BHP Poltekpar Bali mengambil tajuk ’Keterlibatan Masyarakat dalam Membangun Kawasan Wisata Perdesaan di Kecamatan Tegallalang, Gianyar-Bali’. 
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk sosialisasi yang dilaksanakan di Villa Kayangan, Desa Kenderan, Gianyar pada 27-29 Oktober 2021. Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari dengan berbagai materi seputar pengembangan wisata perdesaan antara lain tentang peran pemangku kepentingan dalam pembangunan pariwisata perdesaan, peluang berwirausaha di kawasan wisata perdesaan, etika komunikasi, pemahaman dasar higiene dan sanitasi, serta pemahaman lintas budaya. 
Menurut Koordinator Program Studi BHP, Ir. Ida Ayu Kalpikawati, M.Si, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata di Desa Tegallalang dan Desa Kenderan pada khususnya.
Beliau juga menuturkan bahwa perbedaan potensi wisata di masing-masing desa bukan untuk dipertentangkan, namun untuk saling menguatkan.“Untuk menyatukan perbedaan, diperlukan spirit kolaborasi sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi wisatawan”, ujar Kalpikawati. 
Kedepannya diharapkan kegiatan ini berlanjut untuk mendampingi para penggiat wisata yang ada di tiga desa yaitu Desa Taro, Desa Tegallalang dan Desa Kenderan dalam upaya mendukung terbentuknya Kawasan Wisata Perdesaaan yang akan dibentuk pemerintah.
Sejumlah undangan hadir dalam kegiatan pembukaan PkM di Desa Kenderan ini antara lain Kadispar Kab. Gianyar, Camat Tegallalang, Penglingsir Puri Manuaba, Direktur Poltekpar Bali yang diwakili oleh Sekretaris Jurusan Hospitaliti dan Unit P3M Poltekpar Bali. 
Kegiatan sosialisasi dibuka secara resmi oleh Direktur Poltekpar Bali yang diwakili oleh Ida Ayu Sri Puspa Adi, S.Pd., M.Par. Secara simbolis, dua orang peserta dipilih untuk menyematkan tanda peserta sebagai tanda kegiatan PkM telah dibuka secara resmi. 
Adapun peserta kegiatan ini berjumlah 30 orang yang terdiri 15 orang berasal dari Desa Tegallalang dan 15 orang dari Desa Kenderan yang merupakan anggota Kelompok Sadar Wisata dan Pelaku Usaha Kepariwisataan (pemilik/pengelola akomodasi, pengelola DTW, pemilik transportasi), Organisasi Kepemudaan (Pengurus Karang Taruna).
Diharapkan kehadiran PkM Prodi BHP Poltekpar Bali dapat memberikan manfaat positif dalam pengembangan wisata perdesaan di Desa Tegallalang dan Desa Kenderan.

 

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami