search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usai diresmikan, Pedagang Pasar Rakyat Gianyar Ragu Jualan
Senin, 20 Desember 2021, 23:50 WITA Follow
image

beritagianyar.com

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, UBUD.

Setelah diresmikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Sabtu (18/12) Pasar Rakyat Gianyar tidak langsung bisa ditempati oleh para pedagang.

Pemkab Gianyar belum melakukan pengundian nomor urut berjualan. Namun demikian, para pedagang secara bergilir sudah diajak keliling area pasar termasuk menunjukkan zonasi tempat berjualan.

Salah satu pedagang kain, Ni Komang Sukmayanti, 37, menyambut gembira peresmian pasar rakyat yang megah menelan anggaran Rp250 Miliar ini.

Hanya saja, Sukmayanti khawatir harga sewa lapak pedagang nantinya kemahalan. Dirinya juga berharap, pedagang liar di luar pasar agar ditertibkan. 

"Dulu hak guna pakai, administrasi pertama saja. Habis itu bisa dipakai 20 tahun. Sekarang katanya bayar kontrakan per tahun, tapi belum tahu mulai kapan dan berapa nilainya. Mudah-mudahan tidak mahal," ujarnya yang mendapat zonasi di lantai IV ini. 

Sukmayanti juga belum mendapatkan informasi kapan akan dilakukan pengundian. Sebelum resmi pindah, saat ini pedagang kain dan kebaya ini berjualan di relokasi Pasar Samplangan dan sewa toko di tempat strategis. Melihat bangunan pasar yang mewah, Sukmayanti masih ragu dengan aktivitas jual beli.

"Ya kalau pemerintah serius pasar ini ramai, pedagang liar supaya ditertibkan. Juga di relokasi Samplangan itu supaya ditutup juga. Biar pembeli fokus belanja ke sini saja (pasar rakyat Gianyar)," ujar pedagang asal Banjar Lebih Beten Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar ini. 

Keraguan lain yang dipikirkan yakni akses pedagang dan pengunjung pasar. "Untuk ke lantai IV kayaknya pembeli masih mikir. Kalau naik tangga capek, naik lift gak berani. Jangankan orang tua, yang muda-muda agak takut naik lift, belum terbiasa," ujarnya.

Hal senada diungkapkan pedagang lain, Ni Wayan Asih. Jangan sampai setelah pindah di pasar megah, nasib pedagang tidak lebih baik. Selama pandemi ini, dapat jualan meskipun sedikit. Sehari sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1 juta. 

"Tapi untungnya gak banyak, paling cuma Rp 10.000. Mudahan di sini ramai, biar gak percuma duduk di lantai IV Ndak dapat jualan," ujarnya. 

Wayan Asih juga mengkritisi soal luas lapak pedagang. Tidak seluas di pasar Gianyar dulu. "Dulu kios 2x2 meter. Sekarang cuma dapat 1 x 1,5 meter, menurut saya ini kecil," ujarnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami