search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pekerja dari Ukraina Pulang, Sempat Ngungsi di Bawah Tanah
Rabu, 23 Maret 2022, 15:10 WITA Follow
image

Beritagianyar.com

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, UBUD.

Satu pekerja dari Ukraina yang tercecer, Ni Ketut Oktariani (32), akhirnya bisa pulang ke rumahnya di Banjar Bedil, Desa/Kecamatan Sukawati. Terapis spa itu tiba dengan selamat pada Selasa (22/3) pukul 17.00 WITA.

Oktariani pun menceritakan tempatnya bekerja di kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang dibombardir oleh Rusia.

“Isu perang sudah saya dengar sejak November. Saya kira gak parah. Ternyata akhir Februari itu suara ledakan dimana-mana. Rasanya tiap 15 menit ada ledakan,” ungkapnya. 

Sejak 26 Februari 2022, Okta mulai berlindung di dalam apartemen. “Selama dua hari masih aman. Hari ketiga, keempat mulai mencekam, saya mencari tempat pengungsian yang aman,” jelas ibu dua anak itu.

Dia sempat mengungsi ke Stasiun Kereta Bawah Tanah yang jaraknya sekitar 200 meter dari apartemen. “Kedalamannya mungkin setara gedung 3 lantai. Disitu saya tidur, suara ledakan tidak terdengar dan terasa. Kecuali bom jatuhnya pas di atas Selter,” jelasnya.

Selama sepekan dia mengadu nasib di dalam stasiun bawah tanah. Berharap ada kereta yang mengangkutnya ke Polandia. 

“Stasiun kereta masih buka, tapi tanpa jadwal tanpa jam tanpa kontrol. Makan tak jelas, seadanya. Kalau ada bantuan pasti rebutan. Kan ribuan orang di stasiun. Setiap ada kereta mengarang naik,” kenangnya.

Namun akses internet masih ada dan listrik menyala. Bahkan air mengalir. Sehingga Okta bisa berkomunikasi dengan pihak KBRI Ukraina. Dua hari sebelum dievakuasi, Okta memberanikan diri kembali ke apartemen. Dengan maksud mengambil surat maupun barang berharga.

Namun situasi saat itu gelap gulita tanpa penerangan listrik. “Saya ambil sekenanya aja, paspor memang dibawa sejak awal. Entah apa yang berhasil saya kemas dalam koper, waktu ngambil itu gelap. Apartemen sudah hancur dibombardir,” ungkapnya.

Untuk master card tertinggal di apartemen. “Hampir semua yang evakuasi ndak bisa narik tunai. Duit semua di sana, bawa cash cuma beberapa. Kalaupun ditukar di Polandia harganya jatuh,” jelasnya.

Dari apartemen, Okta kembali ke tempat pengungsian dan baru berhasil dievakuasi pada 6 Maret 2022. Perjalanan kereta selama 2 hari menuju Polandia pada 8 Maret 2022. 

“Konfirmasi KBRI. Fix semua, mereka siap nunggu kita di perbatasan. Komunikasi semua dibantu KBRI. Sampai Polandia semua dibantu. Penerbangan dari Polandia ke Dubai, ke Jakarta sempat karantina karena belum vaksin dua kali. Kemudian baru ke Bali,” jelasnya.

Di rumahnya, Okta diantar oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Bali didampingi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar. 

Turut menyaksikan kepulangannya, unsur Camat Sukawati, Perbekel Sukawati Dewa Gede Dwi Putra, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kepala Dusun Banjar Bedil.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami