Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melakukan kunjungan resmi ke Museum Sarkofagus di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. 

Dalam kunjungan ini, ia menegaskan pentingnya penelitian lebih lanjut terhadap sarkofagus yang telah ditemukan sejak 1958 oleh arkeolog legendaris, Bapak Suyono

Fadli Zon menyatakan bahwa sarkofagus bukan sekadar artefak kuno, tetapi juga simbol konservasi dan jejak peradaban megalitikum yang berusia ribuan tahun.

Ia menyoroti bahwa lebih dari 87 sarkofagus telah ditemukan di Bali, serta situs serupa di berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Sulawesi. 

Hal ini menunjukkan luasnya jangkauan peradaban Nusantara pada masa lalu.

Selain itu, Menteri Fadli Zon mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 60% dari temuan manusia purba dunia. Oleh karena itu, pengembangan Museum Sarkofagus diharapkan mampu menjadi pusat edukasi sejarah yang menarik bagi generasi muda.

Dalam kunjungannya, Fadli Zon juga membahas makna mendalam dari sarkofagus dalam berbagai budaya dan kepercayaan, baik di masa lalu maupun masa kini. Sarkofagus melambangkan siklus kehidupan—kelahiran, kematian, dan kehidupan kembali. 

Ia berharap Museum Sarkofagus tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga mampu memberikan wawasan baru kepada masyarakat mengenai perjalanan kehidupan manusia dari perspektif peradaban.

Salah satu keunggulan Museum Sarkofagus adalah konsepnya sebagai museum terbuka (open-air museum). Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan benda-benda bersejarah tanpa terhalang oleh dinding-dinding gedung, sehingga pengalaman edukatif menjadi lebih mendalam. 

Menteri Fadli Zon menekankan bahwa model museum seperti ini akan semakin menarik bagi wisatawan dan akademisi yang ingin menelusuri jejak sejarah secara lebih dekat.

Sebagai penutup, Fadli Zon menyampaikan harapannya agar Museum Sarkofagus dapat berkembang menjadi ikon intelektual dan properti budaya yang penting bagi Indonesia. 

“Kami berharap museum ini dapat menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z, sehingga mereka semakin memahami pentingnya sejarah dan warisan budaya,” ujarnya.

Dengan upaya pengembangan yang tepat, Museum Sarkofagus diharapkan dapat menjadi destinasi wisata edukatif unggulan, tidak hanya di Bali tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.