Tiga Kebakaran Lahan Terjadi di Gianyar dalam Sehari, Diduga Akibat Cuaca Panas
GOOGLE NEWS
BERITAGIANYAR.COM, GIANYAR.
Cuaca panas yang melanda wilayah Gianyar diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya serangkaian kebakaran lahan dalam sehari.
Pada Kamis (17/10), tercatat ada tiga insiden kebakaran lahan di lokasi dan waktu berbeda di Kabupaten Gianyar.
Kejadian pertama dilaporkan sekitar pukul 10.14 WITA, di mana petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Gianyar bergerak cepat menuju lokasi kebakaran lahan sampah di Banjar Cabang, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar.
Lahan seluas 1 are dilaporkan terbakar, dengan penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan. Penanganan kebakaran ini memakan waktu sekitar 30 menit.
Tak lama berselang, pukul 11.00 WITA, kebakaran kembali terjadi di lahan kosong milik warga bernama Pande di Banjar Gebang, tak jauh dari lokasi pertama.
Lahan dengan ukuran 20x40 meter persegi ini juga dilalap api. Petugas berhasil memadamkan api dalam waktu sekitar 20 menit, namun penyebab kebakaran masih belum diketahui dan tengah diselidiki.
Insiden ketiga terjadi pada pukul 12.25 WITA, di mana lahan alang-alang seluas 4 are di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, terbakar.
Lahan ini diketahui milik seorang warga bernama Nyoman Retig. Proses pemadaman oleh tim damkar berlangsung selama 30 menit.
Kabid Damkar Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Gianyar, Putu Pradana, membenarkan terjadinya rentetan kebakaran tersebut.
Baca juga:
Semarak Lampu Disko di Jalan IB Mantra Siyut, Satpol PP Gianyar Selidiki Dugaan Prostitusi
"Penanganan sudah dilakukan dengan penyemprotan air di setiap lokasi kebakaran," jelasnya.
Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. Namun, cuaca panas yang terjadi di wilayah Gianyar diduga kuat menjadi pemicu utama insiden tersebut.
Kebakaran lahan yang sering terjadi di tengah kondisi cuaca panas seperti ini menjadi perhatian serius, dan warga diimbau untuk lebih waspada serta berhati-hati dalam menjaga lingkungan agar insiden serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Editor: Aka Kresia
Reporter: bbn/Gin