Ogoh-Ogoh Ramah Lingkungan ST Purwa Jati Kumara Gana
GOOGLE NEWS
BERITAGIANYAR.COM, UBUD.
Sekaa Teruna (ST) Purwa Jati Kumara Gana dari Banjar Teges Kanginan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, kembali berkreasi dalam pembuatan ogoh-ogoh untuk perayaan Hari Raya Nyepi 2025.
Tahun ini, mereka mengusung tema Warsaparwa dengan konsep ramah lingkungan, mengandalkan bahan organik sebagai material utama.
Dengan jumlah anggota sebanyak 140 orang, ST Purwa Jati Kumara Gana memanfaatkan kulit bawang merah dan bawang bombai sebanyak 60 kg, yang setelah dikeringkan menyusut menjadi 30 kg.
Selain itu, mereka juga menggunakan daun talas, kulit jagung, dan berbagai material alami lainnya.
Pemilihan bahan ini tidak hanya sebagai bentuk inovasi tetapi juga sebagai upaya mematuhi regulasi pemerintah terkait penggunaan material ramah lingkungan dalam pembuatan ogoh-ogoh.
“Kami ingin menghadirkan ogoh-ogoh yang tidak hanya indah tetapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.
Selain itu, bahan-bahan ini lebih hemat biaya karena diperoleh dari berbagai restoran di sekitar Ubud,” ujar I Wayan Gede Sandiyoga, perwakilan ST Purwa Jati Kumara Gana.
Proses pembuatan ogoh-ogoh ini dimulai sejak 14 Januari 2025 dengan upacara nuasen karya.
Hingga saat ini, pengerjaan telah berjalan lebih dari dua bulan. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah pemasangan kulit bawang merah yang harus dilakukan satu per satu, sehingga memerlukan kesabaran dan ketelitian ekstra.
Baca juga:
Yayasan Ketut Alon Gelar Sarasehan 'Mlajah Jumah' untuk Penguatan Pendidikan Karakter Anak
Selain itu, bagian ogoh-ogoh yang menggunakan modul mesin, khususnya pada area bunga yang ditempati oleh figur Brahmana, juga mengalami kendala teknis karena keterbatasan pengalaman dalam bidang mesin.
Ogoh-ogoh ini akan diarak saat Hari Pengerupukan pada 28 Maret 2025. Dengan persiapan matang dan semangat tinggi, ST Purwa Jati Kumara Gana optimis dapat menampilkan karya terbaiknya.
“Kami berharap inovasi ini dapat menginspirasi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus melestarikan budaya dengan cara yang lebih kreatif,” tutup Sandiyoga.
Editor: Aka Kresia
Reporter: bbn/Gin