search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengelukatan Tukad Cebluk Dipercaya Sembuhkan Penyakit Kulit
Senin, 28 Maret 2022, 14:00 WITA Follow
image

Beritagianyar.com

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, UBUD.

Masyarakat Desa Adat Bakbakan di Kecamatan Gianyar sedang menata tempat penglukatan di Beji Tukad Cebluk.

Bendesa Adat Bakbakan, Ida Bagus Gede Purnama, menyatakan yang spesial dari penglukatan tersebut karena air Beji ini selain untuk kebutuhan upacara, juga dipercaya menyembuhkan penyakit kulit.

“Awalnya tempat ini dipakai nunas Toya Ning untuk upacara Ngaben. Fungsi lain tempat penglukatan ini konon yang kena cacar, diyakini bisa sembuh,” ujar Ida Bagus Purnama, Senin (28/3). 

Untuk penyembuhan sakit kulit, prosesinya sederhana. “Menghaturkan Yadnya, membawa pejati. Melalui pemangku kemudian matur piuning. Kalau sakit, boleh saja kesini, sebelumnya mandi dulu. Dicocor saja. Kecuali menstruasi tidak boleh mandi,” jelasnya.

Sudah banyak masyarakat yang mempercayai keampuhan air di Penglukatan tersebut. Beji itu juga telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat desa setempat.

Untuk lokasi Beji terdiri dari beberapa bagian. Bagian Utara, terdapat taman penyucian Ida Batara saat pujawali di Pura Kahyangan Tiga. Lalu di Selatan tempat mandi masyarakat. 

“Karena dulu di rumah belum ada PAM. Jadi mandi di bagian selatan. Dibedakan laki dan perempuan,” ujarnya.

Seiring berkembangnya zaman, setelah PDAM masuk, tempat pemandian umum itu dipakai. “Lalu sekarang kami perbaiki.

"Ke depan, taman penyucian Ida Batara kami perbaiki. Mulai ditata sejak Oktober 2021,” ungkapnya.

Kata dia, masyarakat tampak bersemangat melakukan penataan. Bahkan, anak muda yang lihai mengukir ikut menyumbang karya mengukir tebing secara sukarela. 

“Ada relief, cuma belum bercerita. Ini ungkapan seni para Yowana disini. Mereka bebas eksperimen,” ujarnya.

Keahlian anak muda itu tidak terlepas karena anak muda di desa itu merupakan perajin patung. “Sehingga karya mereka diimplementasikan di tebing ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, Desa adat Bakbakan memiliki angan-angan, untuk menjadikan Beji tersebut sebagai objek wisata penglukatan. 

“Hasilnya untuk menunjang kebutuhan upakara keagamaan. Ini sebatas angan-angan. Kalau ada pendanaan,” jelasnya.

Selain menata Beji, pihak desa juga memerlukan akses yang strategis. Sebab, untuk menuju Beji, harus melewati sejumlah lahan warga. 

“Kami juga perlu akses. Kami akan kerjasama ke pemilik tanah yang punya tanah untuk akses,” terangnya.

Pihaknya juga berharap pemerintah mendukung upaya desa adat Bakbakan. Baik dari sisi pendanaan hingga promosi. “Kami ingin pemasukan untuk adat.

Harapan masyarakat, ingin ditata. Kami harap masyarakat juga ikut menjaga supaya tetap asri,” pintanya.

Menjaga kelestarian bukan semata-mata menjaga kebersihan saja. “Termasuk juga menjaga kesucian,” tutup dia.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami