Gong Legend Kesuma Tirta dan Komunitas Seni Sundaram Memukau di Gianyar, Pemanasan Menuju PKB 2025
GOOGLE NEWS
BERITAGIANYAR.COM, GIANYAR.
Ribuan masyarakat Gianyar terpukau menyaksikan penampilan memukau dari Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar.
Pertunjukan ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Gianyar sekaligus menjadi ajang pemanasan menuju Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025, di mana kedua grup seni ini akan tampil sebagai duta Kabupaten Gianyar.
Penampilan dibuka oleh Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta dengan membawakan Tabuh Raksata Raksita, sebuah karya penuh makna yang menggambarkan pentingnya melindungi dan menjaga kebenaran serta seni.
Karya ciptaan alm. I Ketut Dibya Guna pada tahun 1978 ini pertama kali dipentaskan di PKB 48 tahun silam dan tetap relevan hingga kini.
Dilanjutkan dengan penampilan Tari Baris Tamiang, sebuah tarian sakral yang menggambarkan pasukan perang menurut Babad Bali.
Tarian ini secara khusus dipentaskan dalam upacara besar di wilayah Tampaksiring, memperlihatkan kekuatan budaya dan spiritualitas lokal.
Baca juga:
Polsek Ubud Tertibkan Parkir Liar
Kemudian ditutup dengan Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi”, yang diciptakan alm. I Ketut Dibya Guna pada tahun 1974 untuk misi kesenian ke Osaka, Jepang. Karya ini menjadi simbol eksistensi kesenian Bali di kancah internasional.
Komunitas Seni Sundaram membuka penampilannya dengan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung, sebuah karya yang terinspirasi dari pohon cempaka sebagai simbol penghubung antara dunia nyata dan roh leluhur.
Melalui alunan gamelan yang tenang namun menggugah, penonton diajak menyelami getaran kehidupan dari ruang hening menuju harmoni abadi.
Baca juga:
Festival PAUD Inklusif 2025 Sukses Digelar
Selanjutnya, Sundaram menampilkan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, yang berakar dari semangat kesenian rakyat Banjar Kutuh, Sayan, Ubud.
Tarian ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kesenian Angklung Kocok yang telah ada sejak tahun 1930-an.
Sebagai penutup, Sundaram mempersembahkan Fragmentari Tuan Sayan, yang mengisahkan persahabatan antara komposer Amerika, Colin McPhee (dikenal sebagai Tuan Sayan), dan pemuda Bali berbakat, I Sampih.
Baca juga:
Dua ODGJ Mengamuk di Payangan
Fragmentari ini membawa pesan emosional, mengangkat memori dan tragedi atas wafatnya I Sampih, sekaligus mengenang semangat seni yang menyatukan budaya Barat dan Bali.
Penampilan dua kelompok seni unggulan ini tak hanya memeriahkan hari jadi Gianyar, tetapi juga memperlihatkan kesiapan Gianyar sebagai salah satu peserta kuat di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025.
Kehadiran masyarakat yang antusias menunjukkan tingginya apresiasi terhadap seni dan budaya lokal.
Editor: Aka Kresia
Reporter: Humas Gianyar