Penjualan Listrik Minus 13% Saat Pandemi, PLN Lirik Pertanian
GOOGLE NEWS
BERITAGIANYAR.COM, UBUD.
Pandemi covid-19 turut berpengaruh pada penjualan tenaga listrik. Secara year on year penjualan tenaga listrik PLN minus 13%.
Walau demikian masih tetap ada pelanggan yang melakukan pasang baru dan tambah daya, salah satunya dari sektor pertanian.
"Pelanggan kita masih tumbuh walau pandemi. Ada yang pasang baru, ada tambah daya," jelas Manajer PLN UP3 Bali Timur, Andre Prawira Djatmiko didampingi Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Gianyar I Ketut Suastika, saat ditemui Jumat (25/6).
Menurut Andre, masih ada pergerakan ekonomi di Gianyar selain sektor pariwisata. Yang baru pertanian. Salah satu contohnya pertanian buah naga di Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar.
"Sejak beberapa bulan lalu, Kebun Buah Naga ini sudah berjalan pakai listrik," jelasnya yang sebelumnya menjabat Manajer Sub Bidang Pemasaran di PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah ini.
Listrik perkebunan ini dimanfaatkan untuk penerangan siklus tumbuhnya tanaman buah naga. Tujuannya untuk meningkatkan produksi. Jika biasanya buah naga panen di bulan Januari-Februari. Dengan penambahan penerangan di malam hari, panen buah naga bisa sepanjang waktu.
"Siklus tumbuh bunganya lebih bagus. Petani sudah mengakui, perbedaan pemakaian lampu dan tidak memakai lampu," terang pejabat asal Sidoarjo, Jawa Timur ini.
Keperluan listrik untuk penerangan ini tergantung luas kebun. Saat ini, kebun seluas 35 are ini akan tercover secara bertahap.
"Saat ini masih 3.500 VA, kemungkinan akan naik lagi. Maksimal 7.700 VA," terangnya.
Daya listrik ini pun diakui oleh petani belum mencukupi, sehingga ada potensi tambah daya. "Petani memprediksi kebutuhan daya listrik saat ini masih jauh dari harapan. Sehingga penyalaan nya digilir 3 jam sekali," terangnya.
ULP PLN Gianyar pun sudah menjajaki perkebunan ini untuk kerjasama lebih lanjut. Terutama untuk penyaluran CSR berupa bantuan pendanaan atau sejenisnya.
"Selasa depan kita ada serah Terima CSR kepada petani buah naga. Berupa bantuan usaha sebesar Rp 50 juta," jelasnya.
Bantuan CSR ini baru diberikan pada satu kelompok petani buah naga. "Nanti kemungkinan secara berkala," ujar Manajer ULP Gianyar Ketut Suastika menambahkan.
Selain sektor pertanian, sektor usaha mikro kecil saat pandemi juga semakin menggeliat. Turut berdampak pada penggunaan listrik.
"Tambah daya wisata warung kecil dan rumah tangga masih ada saat pandemi ini," jelas Suastika.
Namun tak dipungkiri, ada pengurangan pelanggan hanya saja jumlahnya tidak signifikan. "Pengurangan tetap ada, tapi lebih sedikit. Dominan yang berkurang itu usaha pariwisata kecil. Yang besar masih bertahan karena ada kebijakan cuti daya," jelas Ketut Suastika.
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/Gin