search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pelukis Baturulangun "Ngayah" Melukis Sarana Upakara
Selasa, 20 Juli 2021, 23:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pelukis Baturulangun Batuan ngayah melukis sarana upakara ngaben.

IKUTI BERITAGIANYAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAGIANYAR.COM, UBUD.

Dalam situasi pandemi covid-19, perkumpulan pelukis Baturulangun Batuan tetap berkarya. Perkumpulan pelukis gaya Batuan ini tetap aktif melukis di studio maupun rumah masing-masing. 

Dalam suatu momentum, perkumpulan pelukis Batuan ini juga aktif ngayah melukis sarana upakara Panca Yadnya. Seperti tampak pada Senin (19/7) malam, puluhan pelukis membantu persiapan upacara Ngaben Kinembulan di wantilan Pura Dalem Alas Arum, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati. 

Sesuai keahlian, pelukis membantu menggambar sarana upakara baik di atas kain, melukis prerai hingga sarana petulangan. 

Penasehat Perkumpulan Pelukis, I Made Sujendra mengatakan aktivitas ngayah merupakan pelestarian seni yang sesungguhnya.
 
"Fungsi seni dan pelestarian seni di Bali esensinya memang untuk persembahan keagamaan. Walau tidak ada Pariwisata, seni di Bali tetap eksis," jelas pelukis asal Banjar Dentiyis ini. 

Pariwisata yang kemudian tertarik dengan kesenian di Bali, membawa nilai ekonomis. Namun tidak mengurangi esensi pelestarian seni lewat aktivitas ngayah. Termasuk pula ketika pariwisata terpuruk seperti saat pandemi Covid-19 ini, pelestarian seni tetap jalan. 

"Kadang orang keliru, menganggap berkesenian hanya untuk pariwisata. Padahal ngayah ini yang sejatinya adalah pelestarian seni. Sebagai persembahan kepada leluhur, kepada Tuhan," terang Sunendra. 

Maka itu, perkumpulan ini aktif terjun ke masyarakat untuk ngayah melukis sarana upakara pelaksanaan Panca Yadnya. "Karena Panca Yadnya tidak terlepas dari seni lukis," ujarnya. 

Salah satu karya perkumpulan ini berupa lukisan yang menghiasi atap wantilan Jaba Sisi Pura Desa lan Puseh Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati. 

Ditambahkan Ketua perkumpulan I Ketut Sadia, upaya pelestarian seni juga diturunkan kepada generasi muda Batuan lewat pelatihan melukis. 

Pelatihan ini diminati oleh anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. 

Kaitannya dengan ngayah, Baturulangun membantu melukis sebanyak 19 unit petulangan, ratusan prerai sekah dan sarana terkait lainnya. "Kami ngayah setiap sore pada waktu luang," jelasnya. 

Perkumpulan yang turut serta sekitar belasan hingga puluhan anggota. 

Terpisah, Ketua Umum Ngaben Kinembulan I Wayan Sudha menjelaskan puncak upacara pitra Yadnya ini akan berlangsung 3 Agustus 2021 mendatang. Diikuti oleh 5 Banjar diantaranya Jeleka, Peninjoan, Jungut, Dlodtunon, dan Pekandelan. Dengan total 28 sawa dan 100an sekah. 

"Ngaben Kinembulan ini kami gelar 4 tahun sekali," jelas Wayan Sudha yang menjabat Kabid Penagihan BPKAD Gianyar ini. 

Yang berbeda dari pelaksanaan sebelumnya, Ngaben Kinembulan kali ini menerapkan protokol kesehatan ketat. "Banten dibuat oleh serati di rumah masing-masing, sehingga saat hari H tinggal didistribusikan. Menghindari kerumunan," jelasnya. 

Termasuk pembuatan sarana upakara lainnya, pihaknya selalu mewanti-wanti pengarep agar menjaga jarak aman. "Tujuan kita baik, mengikat rasa persaudaraan dan berbakti pada leluhur. Jangan sampai hasilnya tidak baik. Agar tidak terjadi klaster upacara," tegasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/Gin

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritagianyar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Gianyar.
Ikuti kami