PTM di Bali: Ada Sekolah yang Penuh, Ada yang Separuh
GOOGLE NEWS
BERITAGIANYAR.COM, GIANYAR.
Aturan mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen tidak serta merta diterapkan oleh seluruh sekolah di Bali. Hasil pemantauan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali, ada dua suasana belajar yang berbeda.
Terlihat di SMKN 1 Sukawati menerapkan 100 persen di ruang kelas. Sedangkan di SMAN 3 Denpasar, masih separuh.
“Pelaksanaan kegiatan PTM 100 persen dilakukan dengan cara berbeda. Di SMKN 1 Sukawati dilakukan menghadirkan maksimal seluruh siswa setiap kelas full pembelajaran. Sedangkan di SMAN 3 Denpasar separuh,” ujar Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariasa, usai pemantauan, Kamis (6/1).
Baca juga:
3 Siswa SMK di Gianyar
Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud itu, membeberkan di SMKN 1 Sukawati, dilakukan dengan pembatasan waktu istirahat dan kantin tidak ada buka. “Serta tetap disiplin prokes Covid-19 yang sesuai aturan,” jelasnya.
Sedangkan, di SMAN 3 Denpasar, PTM 100 dilakukan dengan pola kehadiran siswa dibagi menjadi dua sesi. “Masing-masing empat jam pelajaran. Sehingga dalam satu hari terealisasi 8 jam pelajaran,” terang Ariasa.
Melihat situasi di SMAN 3 Denpasar, Ariasa memandang pembagian sesi belajar terasa lebih memberikan jaminan penerapan prokes.
“Dan memberikan peluang keselamatan dari resiko penyebaran dan penularan lebih kecil dengan syarat prokes ketat. Dan kondisi kesehatan terpantau dengan ketat juga,” ujarnya.
Selain itu, di SMAN 3 Denpasar juga sudah menerapkan barcode aplikasi PeduliLindungi. “Untuk memastikan semua siswa sudah tervaksin lengkap dan sehat tentunya,” ujarnya.
Walaupun ditemukan dua hal berbeda dalam PTM 100 persen, pihaknya merekomendasikan aparat terkait gencar mengawasi penerapan prokes di seluruh sekolah.
“Masih sangat perlu dilakukan monitoring langsung ke lapangan dan mendata kondisi kenyataan yang ada untuk dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan ke depannya,” ujarnya.
Pemantauan itu, khususnya menjamin perlindungan anak terkait risiko kemungkinan ada potensi penyebaran dan penularan virus varian omicron.
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/Gin